Sabtu, Februari 13, 2010

SAJAK CINTA SANG PUJANGGA


Ketika pujangga mulai menorehkan syair tentang sajak cintanya dalam sebuah kertas. Sejenak dia hentikan langkahnya, sambil menutup mata dia goreskn pena mengikuti detak nadi seiring alunan melodi kebisingan malam yang hanyut dibawa oleh sang pujangga dari tanah gurun yang gersang dan haus akan cinta dan kasih sayang. Takkan berhenti ia tuk menuliskan sejuta rasa yang takkan mampu secara utuh melukiskannya dengan kata kata, yah, hanya nadi yang tersambung kedalam segumpal daging dalam dada yang akan merasakannya betapa ia mengharapkan kasih dan sayang dari sang hawa. Secercah harapan kian terrangkum dalam kanvas langit yang biru, saat cinta mulai disaat terpatri, Kresahan mulai meradang mengusik hati sang penyair. Kemanakah gudah dan resah itu kan dibawa. Takkan cuku hanya tertuang dalam bait syair sang pujangga dalam serpihan dan lembaran kertas lusuhnya. Hanyalah hati dari sang hawa yang mampu menjawab kegundahan dalam jiwa yang terus mencari arti sebuah rasa.


"arta"

Tidak ada komentar: